Selasa, 21 Agustus 2018

Surat Kecil Pengantar Rinduku








          Kamu pasti tau, darimana kamu lahir. kamu juga pasti tau, di dalam perut siapa kamu di kandung, menghabiskan waktu selama kurang lebib sembilan bulan lamanya dan bermain di dalam sana. Kamu sudah taukan siapa yang kamu bicarakan? Tapi ada juga sama pentingnya sama Ibu, orang yang sedari tadi yang kamu pikirkan itu. Orang yang hebat yang selalu menjadi peneman atau yang ditemani Ibu. Itulah Ayah, orang tuamu selain Ibu.
          Beliau berada jauh disana untuk melawan kerasnya badai kehidupan. Untuk bekerja keras mencari nafkah, hanya untuk membesarkan anak-anaknya dan menjadi tulang punggung keluarganya. Sedikitpun dia tidak pernah mengeluh atas kerasnya hidup yang dia jalani.
          Ayah bukan orang yang pandai menangis, jika harus menangis itu pasti untuk sesuatu yang sangat berarti. Ayah juga selalu menyembunyikan perasaan lelahnya akan semua yang dijalaninya. Dia mungkin juga tak pandai mengucapkan kata-kata sayang, akan tetapi dia hebat dalam membuktikannya dengan tindakan.
           Di balik sikap tegasnya, ayah mengajarkan aku untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Suatu hari sempat aku bertanya dalam hati, mengapa pelukannya tak sehangat pelukan ibu? Mengapa juga ayah tidak memanjakan kita lagi setelah dewasa? Apakah Ibu lebih menyayangi anaknya di bandingkan ayah? Tentu, tidak! Itulah misteri terbesar yang terbesit di benak ini.
          Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, aku baru menyadari bahwa itulah cara ayah menunjukan rasa kasih sayang kepada anaknya, tanpa membuat anak bergantung akan apa yang dia berikan karena ayah ingin anaknya tumbuh menjadi manusia yang kuat, meski penuh kasih sayang tetapi tidak lemah dalam pembuktianyya.
          Pada akhirnya aku mengerti bahwa doa yang ayah panjatkan di setiap waktunya, itulah yang akan memelukku dengan hangat dan menjagaku di manapun aku berada, menjauhkanku dari tipu daya dunia yang penuh ilusi ini.
          Di malam hari, ketika orang rumah sudah tertidur semua. Ayaj, yang padahal sudah lelah bekerja seharian, dan keesokan paginya harus kerja lagi, ia akan tetap terjaga pada malamnya. Ayah  bahkan tak peduli meski harus berjinjit, pelan-pelan masuk ke dalam kamarmu, kemudian dengan penuh hati-hati mendekatimu yang tengah tertidur pulas. Untuk apa Ayah mendekati kamu? Ayah hanya ingin melihat wajahmu, sembari mendoakanku pula. Hingga kecupan lembutnya mendarat pada halusnya keningku. Bahkan sering pula Ayah melakukan hal bodoh sebelum meninggalkan kamarku. Apa itu? Di depan pintu sebelum Ayah keluar, ia kembali menatap indahnya wajah Aku yang sedang tertidur pulas, dan tak jarang, air mata keluar dari matanya, seiring dengan Ayah  yang keluar dari kamarku.
         Entah berapa ratus kali ayah menyembunyikan letih yang sungguh luar biasa menyakitkan. Mungkin ayah bisa berbohong bahwa semua baik-baik saja, tetapi tidak dengan mata itu. Mata itu menggambarkan derita yang ayah lalui siang dan malam hanya untuk memperjuangkan hidup keluarga, akan tetapi ayah tidak menghentikan langkah itu sedikitpun. Semua itu semata-mata untuk memberikan anaknya harapan hidup yang lebih baik, agar dunia ini tak mengejek buah hatinya.
          Rasanya begitu banyak kata yang ingin aku sampaikan teruntukmu ayah, akan tetapi entah berapa lama waktu yang aku butuhkan untuk mengatakannya. Karena menceritakan sosokmu tidak akan pernah habis termakan oleh waktu.
          Terima kasih ayah, untuk setiap pengorbanan dan kasih sayang yang berikan. Bahkan setiap keringat yang menetes dari badanmu adalah sumber kehidupan untukku. Maaf karena aku selalu saja gagal menjadi yang terbaik untukmu. Tapi ayah, sepanjang hidupku aku akan selalu mengingat semua perjuangan yang ayah lakukan, meski sampai kapanpun aku tidak akan pernah mampu membalasnya, karena ketulusanmu adalah penghargaan terbaik dari Tuhan.
         Semoga Tuhan selalu melindungi ayah di luar sana, menjagamu dari gelapnya perjalanan sulit ini. Hanya doa dan salam rinduku ini yang akan selalu menemani ayah tercinta.

Senin, 07 Mei 2018

Ulangan

Sasakala Situ Bagendit




Di wewengkon Garut aya situ anu ngaranna kawéntar ka mana-mana, nya éta Situ Bagendit. Ceuk sasakala mah, éta Situ Bagendit teh asal-muasalna kieu:

Baheula, aya hiji randa beunghar ketelahna Nyi Endit. Ieu téh saenyana mah nénéhna, da ngaran sajatina mah Nyi Bagendit. Manéhna téh kacida pisan kumedna. Geus taya nu bireuk deui kana kakumedanana téh. Salian ti pakacar-pakacarna mah, tara aya nu larsup ka imahna. Éstuning lain babasan éta mah hirup nyorangan téh. Ngahaja mencilkeun manéh, ngababakan di tengah pasawahan nu upluk-aplak. Maksudna taya lian, ku bawaning embung pacampur jeung batur, da sieun kasoro téa


Kacaturkeun keur usum panén, di ditu di dieu ceuyah dibaruat. Éta anu gacong. Ka sawah Nyi Endit ogé réa anu gacong. Ari réngsé dibuat jeung sanggeus paréna dikaleuitkeun, sakumaha tali paranti, Nyi Endit nyieun sidekah. Ngondang lebé jeung sawatara tatangga. Popolahna saniskara ku sorangan, teu aya anu ngabantuan. Barang geus tarapti, sakur nu mantuan ngakut tuluy diondang ngariung tumpeng. Atuh nu ngariung téh nepi ka ratusan. Tapi sadia tumpengna teu sabaraha, nepi kan sakotéap gé geus berés, bari tingkarétap kénéh.

Keur meujeuhna balakécrakan, solongkrong aya aki-aki bongkok nu nyampeurkeun. Ku pribumi diantep teu dibagéakeun. Nya pok aki-aki téh waléh yén teu kawawa lapar, sugan aya sih piwelas. Ana gantawang téh Nyi Endit bet nyarékan, pajarkeun téh taya kaéra, teu ngahutang gawé, ménta bagéan. Tungtungna nepi ka nundung, aki-aki dititah nyingkah. Cindekna mah geus lain picaritaeun waé.
Aki-aki indit bari jumarijeug, bangun teu nangan. Méméh indit manéhna ngomong kieu, ”Sagala oge boh ka nu hadé boh ka nu goréng moal taya wawalesna.”
Ngomong kituna téh kasaksian ku sakur nu aya di dinya.
Saréngséna nu dalahar tuluy amitan rék baralik. Kakara gé patinglaléos, rugreg ngararandeg, sabab aya nu tinggarero, ”Caah! Caah!” ceunah.


Henteu kanyahoan deui datangna ti mana cai, ngan leb baé ka pakarangan imah Nyi Endit. Teu lila pakarangan imah Nyi Endit kakeueum. Atuh kacida ributna, jalma-jalma geus teu inget ka diri batur, asal salamet dirina baé. Nyi Endit ogé nya kitu, niat rék nyingkirkeun cai, tapi barang kaluar pisan ti imahna, cai teh nepi ka lir ombak laut tinggaruling ka palebah Nyi Endit. Imahna terus kakeueum méh laput.
Nyi Endit angkleung-angkleungan, bari satungtung bisa mah teu weléh sasambat ménta tulung. Tapi taya nu nulungan, da batur gé sarua ripuhna. Beuki lila, cai téh beuki gedé baé. Nepi ka jadi situna, ngeueum sakabéh pakaya Nyi Endit.

Senin, 23 April 2018

Soal

1. Sebutkan material hasil letusan gunung berapi !
2. Apa yang dimaksud dengan infasi? jelaskan beserta contohnya!
3. Menurut kalian teknologi yang bagaimana yang menguntungkan lingkungan !
4. Tuliskan berita terupdet hari ini !
5. Apa yang akan kamu lakukan buat teknologi masa depan !


JAWAB

         1. *  Material Padat (Efflata)
            Material padat (efflata) terdiri atas:
a.       Bom (batu-batu besar).
b.      Terak (batu-batu yang tidak beraturan dan lebih kecil dari bom).
c.       Lapili, berupa kerikil.
d.      Pasir
e.       Debu
f.        Batu apung
            Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.       Efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang terlempar ketika terjadi letusan.
b.      Efflata autogen (Pyroclastica), berasal dari magma itu sendiri.

 Material Cair

      Bahan cair dari dapur magma akan mengalir keluar dari gunung api jika magma cair dari  dalam Bumi meleleh keluar dari lubang kawah tanpa terhambat oleh sumbatan dan tidak  terdapat sumbatan di puncaknya. Material cair yang keluar ini terdiri atas:
a.       Lava, yaitu magma yang meleleh di luar pada lereng gunung api.
b.      Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga merupakan lumpur       panas yang mengalir.
c.       Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak gunung menjadi lumpur ketika turun hujan lebat dan mengalir pada lereng serta lembah. Contohnya, akibat letusan Gunung Merapi tahun 2006 yang lalu telah menghasilkan sekitar 6 juta meter kubik timbunan material yang akan membentuk aliran lahar dingin saat turun hujan.

*    Material Gas atau Ekshalasi

            Material gas atau ekshalasi terdiri atas:
a.       Solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).
b.      Fumarol, berbentuk uap air (H2O).
c.       Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini berbahaya bagi kehidupan karena bersifat racun. Selain itu, sifatnya yang lebih berat dari oksigen menyebabkan gas ini lebih dekat dengan permukaan tanah sehingga mudah dihirup oleh makhluk hidup. Contohnya, gas CO2 yang keluar dari Gunung Dieng pada tahun 1979 telah membunuh 149 penduduk.

2. Inflasi adalah kenaikan harga secara menyeluruh.
   contohnya: bbm(bahan bakar minyak) klo bbm naik maka semua barang akan naik juga. termasuk barang konsumsi (beras, minyak, telur, sayur-sayuran,dll).

3. yang ramah lingkungan

4. Fadli Tuding Hukum Jadi Alat Politik, Polisi: Kami Profesional

Jakarta - Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menghadiri sidang Ahmad Dhani untuk memberikan dukungan, Fadli menyebut hukum di Indonesia menjadi alat politik. Sementara itu polisi menyebut telah bertugas secara profesional. 

"Polisi tugas secara profesional," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono ketika dihubungi detikcom, Senin (24/4/2018) malam. 

Argo mengatakan proses hukum terhadap Ahmad Dhani dilakukan dengan profesional di mana terdapat pelapor dan ada pemeriksaan terhadap Dhani. Setelah dilakukan pemeriksaan, Argo menyebut polisi melimpahkan berkasnya ke kejaksaan dan dinyatakan lengkap oleh kejaksaan baru lah terjadi persidangan.

"Ya kan namanya sudah ada pelapornya ada, diperiksa sudah, jaksa sudah nyatakan lengkap kasus itu, ya kita kirim toh. Kejaksaan sudah sidang sekarang kita tunggu saja bagaimana hasil sidangnya," ucapnya. 

Ia mengatakan sebelumnya polisi telah merampungkan hasil penyidikan dan melimpahkannya ke kejaksaan. Ia meminta publik menunggu hasil persidangan apakah terbukti atau tidak. 

"Kita tunggu saja sidangnya, nanti terbukti apa tidak," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menyebut hukum di Indonesia sekarang ini telah menjadi alat politik. Tak hanya sebagai alat politik, Fadli juga menyebut hukum Indonesia telah menjadi kekuasaan.

"Hukum itu sekarang itu hanya dipakai untuk menjadi alat politik, alat kekuasaan. Ini saya kira message yang harus diketahui oleh seluruh masyarakat, gitu," ujar Fadli usai menghadiri persidangan terdakwa kasus ujaran kebencian Ahmad Dhani di PN Jakarta Selatan, Jakarta Selatan, Senin (23/4/2018).

Bukan tanpa sebab Fadli menyebut hukum telah menjadi alat politik dan kekuasaan. Dia menganggap banyaknya kasus ujaran kebencian dan pelanggaran hukum yang dilaporkan pihaknya, tapi tidak diproses oleh kepolisian.

"Kasus-kasus yang kita laporkan itu banyak sekali yang melakukan penghujatan dan pelanggaran hukum itu yang tidak diproses," kata Fadli.

Ia pun menilai, kasus-kasus ujaran kebencian seperti kasus kader Gerindra Ahmad Dhani merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menakut-nakuti masyarakat. Tujuannya, agar rakyat takut menyampaikan kritikan kepada pemerintah.

"Ini hak masyarakat untuk menyampaikan pikiran dalam bentuk lisan tulisan apalagi sekarang melalui sosial media. Yang paling pentingkan bertanggung jawab. Dan saya kira dengan nalar yang sehat saja. Apa yang disampaikan Ahmad Dhani itu saya kira masih di dalam batas-batas koridor yang tidak melanggar hukum gitu ya," tutur Fadli. 

5. saya akan membuat robot doraemon, agar saya bisa meminjam pintu kemana saja .